Ada-ada saja yang dilakukan oleh manusia dalam menghadapi yang namanya kiamat, baru-baru ini ilmuwan atau filsuf di Inggris berpikir bahwa peristiwa bencana bisa menghancurkan dunia. Mereka menyusun 'daftar hari kiamat' dari fenomena bencana yang bisa menimbulkan ancaman bagi peradaban dan bahkan mengakibatkan kepunahan spesies manusia.
Dilansir Independent, Jumat (13/9/2013), ilmuwan terkemuka di negeri ratu Elizabeth ini telah mendirikan sebuah pusat untuk studi 'risiko eksistensial'. Perkumpulan ini bertujuan untuk menyajikan politisi dan publik terkait daftar bencana yang bisa mengancam masa depan dunia.
Astronom Lord Rees memimpin inisiatif yang meliputi Stephen Hawking, ilmuwan 'kontroversial' dan kosmolog Cambridge serta Lord May, mantan kepala ilmuwan pemerintah. Para ilmuwan ini juga bergabung dengan filsuf Huw Price, ahli ekonomi Partha Dasgupta serta pakar evolusi genetika George Church.
Dana awal dibantu oleh Jaan Tallinn, yang merupakan salah satu pendiri Skype. "Banyak ilmuwan khawatir bahwa perkembangan teknologi manusia dapat menimbulkan (masalah) baru, risiko tingkat kepunahan pada spesies (manusia) secara keseluruhan," ujar sumber dari website grup ilmuwan tersebut.
Lord Rees dalam pidatonya di British Science Festival di Newcastle mengungkapkan, publik dan politisi memerlukan saran terbaik pada skenario berisiko rendah yang bisa menjadi kenyataan. Menurutnya, risiko tersebut bukan tidak mungkin akan berdampak kehancuran terhadap dunia.
David Spiegelhalter, pakar risiko di Universitas Cambridge mengatakan, ketergantungan semakin meningkat pada teknologi dan pembentukan jaringan interkoneksi yang kompleks membuat masyarakat lebih rentan.
"Keamanan energi juga merupakan masalah, karena kita mengimpor banyak bahan bakar dari luar negeri, sehingga konflik atas sumber daya di masa depan adalah mungkin," tambahnya.
Cambridge Centre for the Study of Existential Risk merupakan koalisi para ahli. Lord Rees sebagai penggagas berharap akhir tahun ini mengumumkan pendanaan utama dan program yang lebih rinci terkait penelitian tentang skenario 'kiamat'.
"Tujuan kami adalah untuk mengarahkan sebagian kecil dari sumber daya intelektual besar Cambridge," pungkasnya. Ia mengatakan, reputasi dibangun seiring berjalannya waktu dan kelompok ini mengemban tugas untuk memastikan bahwa manusia terus memiliki masa depan jangka panjang.