Penghuni lapas kelas IIB
Cebongan Sleman mengalami trauma pasca-terjadinya penyerangan gerombolan
bersenjata yang menewaskan empat orang pelaku penganiayaan seorang anggota
Kopassus.
Kepala Lapas kelas IIA Cebongan Sleman, Sukamto
saat ditemui di lokasi kejadian mengatakan bahwa para korban sudah diincar
karena hanya mereka yang dieksekusi diantara 35 narapidana penghuni sel 5A Blok
Anggrek. Penghuni lapas lain tidak disentuh kecuali empat tersangka yang
kemudian ditembak mati.
"Aksi mereka termasuk cepat sekitar 20
menit. Selain itu targetnya sudah jelas, karena napi-napi lain yang di sel itu
tidak dianiaya," terangnya, Sabtu (23/03/2013)
Sukamto mengungkapkan pasca peristiwa itu para
napi yang berada satu sel dengan ke empat korban mengalami trauma. " Siapa
yang tidak trauma melihat rentetan senjata api, jelas mereka takut,"
ujarnya.
Namun demikian pihaknya sudah mengumpulan para
napi, memberi pengertian dan penjelasan bahwa peristiwa seperti ini tidak akan
terulang lagi. Pihak lapas juga meminta maaf kepada para penghuni lapas.
Lebih lanjut Sukamto memaparkan bahwa di sel 5A
blok Anggrek ditemukan sejumlah selongsong dan beberapa peluru yang tidak
meledak.
"Tadi ditemukan sekitar 30 selongsong dan
beberapa peluru tajam yang tidak meledak," kata Sukamto.
Sementara itu Panglima Kodam IV Diponegoro Mayor
Jenderal Hardiono Sarojo saat ditemui setelah jumpa pers menegaskan bahwa
penyerangan lapas dilakukan oleh orang-orang yang tidak dikenal.
"Sekarang tugas saya sebagai penanggungjawab
di Yogyakarta dan Jateng adalah membantu Polda DIY untuk mengungkap siapa
orang-orang yang tidak dikenal yang menyerang lapas," paparnya.
Pangdam menegaskan agar saat ini jangan
berspekulasi dan menduga-duga mengenai siapa pelakunya dan apa motifnya, karena
masih dalam proses penyelidikan.
sumber : kompas.com
Tags
Berita