 |
| cbsnews.com |
Ketua ITD, Nasronudin, mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih belum mengetahui proses penularan virus terhadap para dokter tersebut. Dugaan sementara, mereka tertular saat menangani pasien yang sedang terinfeksi.
“Kita belum tahu darimana terinfeksinya, tapi yang jelas kasus itu benar-benar ada. Dan besar dugaan memang berkaitan dengan profesi mereka sebagai dokter,” katanya di Surabaya, Kamis (28/2/2013).
Dia melanjutkan, penemuan serupa akan lebih banyak jika para dokter tidak menaruh perhatian pada prosedur medis yang ada. Pada prinsipnya, dengan menaati prosedur medis, sebenarnya dokter sudah aman dari ancaman penularan virus HIV.
Dia mengimbau kepada para dokter untuk memakai alat kewaspadaan universal yang sempurna. Sempurna artinya tidak harus lengkap, namun disesuaikan dengan kebutuhan yang ada, karena dokter dan tenaga medis lainnya termasuk dalam kelompok rentan tertular HIV.
“Kadang-kadang dokter memang kecolongan, karena pada stadium awal pengidap HIV memang gejalanya tidak nampak,” ujarnya.
Tak hanya itu, kejujuran seorang pasien terinfeksi HIV sebenarnya juga mempunyai peranan. Jika sebelum dilakukan tindakan medis pasien mengaku mengidap HIV, maka dokter bisa melakukan langkah antisipasi agar tak tertular.
“Namun ini dilema juga. Kadang saya menanyakan kepada pasien kenapa tidak menunjukkan surat rujukan. Mereka bilang, kalau saya menunjukkan rujukan, saya takut tak akan dilayani dokter. Nah, ini juga menjadi pekerjaan rumah bagi dokter dan masyarakat,” tegasnya.
okezone.com
Tags
Berita