Curah hujan tinggi sejak awal tahun mengakibatkan banjir pada sejumlah kawasan di Kota Makassar. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kota Makassar sudah mengevakuasi sedikitnya 1500 warga yang berdomisili di Kecamatan Manggala, terutama di Perumnas Antang.
Hingga Sabtu, 5 Januari 2013, malam, hujan terus mengguyur. Alhasil, ketinggian air tidak juga menyusut. Terlebih, di area belakang Perumnas Antang terdapat aliran Sungai Jenemadinging yang meluap. Kondisi yang berlangsung hampir sepekan pun membuat warga meminta untuk dievakuasi.
"Memang ada empat titik yang parah di Perumnas Antang, seperti Blok 8, 9, 10 dan Kampung Nipa-nipa," kata Sekretaris BNPB, Mansyur, Sabtu, 5 Januari 2013. Lokasi terparah berada di Blok 10, beberapa rumah bahkan nyaris terendam utuh.
Di Kota Makassar, selain di Perumnas Antang, daerah lain yang juga terkena banjir seperti Jalan Swadaya, Perumahan Kodim dan Tamangapa. Pemandangan serupa juga terlihat, meski kondisinya tidak begitu parah di BTN Hamzi dan Antara, Komplek Perumahan IDI dan Jalan Panaikang.
Langkah antisipasi dan kesiapsiagaan disebut Mansyur sudah dilakukan. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Tim SAR untuk berjaga dan siap selalu melakukan evakuasi jika dibutuhkan. "Sudah bagi tim dan disiagakan peralatan, termasuk perahu karet. Kami sangat terbantu dengan Tim SAR gabungan kampus dan TNI," ucap dia.
Penuturan Syahruddin, Koordinator Posko Pengungsian di Kecamatan Manggala, tidak sedikit warga yang mengungsi mengalami gatal-gatal. Diketahui, posko pengungsian terbagi di beberapa titik. Namun, posko induk terletak di Perumnas Antang Blok 8, tepatnya di Masjid Al Mutaqqin. "Banyak yang gatal-gatal mungkin karena air banjir," tutur dia.
Persoalan itu sudah dikoordinasi dengan pihak kecamatan untuk selanjutnya mengerahkan tenaga medis dari puskesmas. Hal lain, yang tidak kalah mendesak yakni distribusi kebutuhan pokok. Hingga kini, uluran tangan hanya disalurkan Pemerintah Kota Makassar dan Yayasan Kalla. Bantuan yang diterima sebatas beras dan mie instan.
Andi Suhardjo, warga Perumnas Antang Blok 10 mengatakan, bantuan kebutuhan pokok berupa makanan sangat mendesak. Pasalnya, kondisi warga tidak memungkin untuk keluar mencari makanan lantaran kawasannya terkepung banjir. Akses pun terbatas dan tentu tidak bisa dilalui kendaraan bermotor. "Yang paling dibutuhkan sembako, disamping air bersih," ujar dia.
Tags
Berita