Mengutak-atik telepon genggam sebelum tidur sudah menjadi kebiasaan banyak orang. Baik itu mengecek media sosial atau sekadar browsing. Hal inilah yang kemudian menimbulkan jenis gangguan tidur baru, sleep texting atau mengetik pesan saat tidur.
Sleep texting dikategorikan sebagai parasomnia. Gangguan ini masih ‘satu keluarga’ dengan sleepwalking (berjalan saat tidur), sleep talking (berbicara saat tidur), serta aktivitas lainnya seperti makan dan menyetir.
Orang yang mengalaminya mengatakan bahwa sebagian besar pesan yang dikirim saat sleep texting adalah balasan untuk pesan orang lain. Namun, tidak sedikit juga yang melaporkan memulai percakapan saat tertidur.
Situasi tersebut jelas bisa sangat memalukan, apalagi jika pesan terkirim ke atasan atau klien. Pasalnya, menurut suatu studi, sebagian besar pesan tidak dapat dimengerti dan hanya mengandung kata-kata yang acak—layaknya berbicara saat tertidur.
Salah satu hal yang meningkatkan terjadinya sleep texting adalah meletakkan telepon genggam tepat di samping Anda saat tidur. Hal ini mempermudah akses Anda untuk menjangkau telepon genggam. Tapi, apakah mungkin ini terjadi dalam keadaan tidur?
Ya, sangat mungkin! Para pakar mengatakan bahwa pada saat seseorang tertidur, tidak semua bagian dari otak juga beristirahat. Terkadang, beberapa bagian otak yang mengoordinasi gerakan dan pemikiran masih dapat aktif.
Untuk mencegah sleep texting, disarankan untuk tidak menggunakan telepon genggam 30 menit sebelum tidur. Ini mungkin sulit, tetapi Anda bisa mencobanya perlahan-lahan.
Lebih baik lagi jika Anda meletakkan telepon genggam pada tempat yang cukup jauh dan tidak mudah terjangkau oleh tangan. Bila perlu, Anda bisa menaruhnya di ruangan lain. Dengan demikian, Anda tidak hanya terhindar dari sleep texting, tetapi juga dapat tidur lebih nyenyak.
Sumber : Klikdokter
Sumber : Klikdokter
Tags
Kesehatan