NENEK PAKANDE (NENEK SILUMAN)

Dikisahkan di sebuah daerah Sulawesi Selatan datanglah seorang nenek. Dari penampilan, nenek ini hanya orang biasa. Masyarakat yang ramah menerima kedatangan si nenek tanpa disadari bahwa nenek yang datang adalah Nenek Pakande (Legenda Mitos Masyarakat Bugis). 

Kalian tahu Nenek Pakande? dia adalah siluman yg senang memakan manusia. Nenek Pakande melakukan aksinya saat matahari tenggelam. Hari demi hari banyak anak-anak yang hilang misterius. Gara-gara kejadian ini, diadakanlah rembug kampung.

Tentu kita tidak boleh mendiamkan hal ini. Kami khawatir, yang jadi korban berikutnya anak-anak kami, ucap salah seorang masyarakat.

Siapa yang melakukannya? 

Sepertinya Nenek Pakande 

Nenek Pakande? Bagaimana dia masuk ke daerah kita? 

Nenek Pakande itu berilmu tinggi bagaimana bisa melawannya? 

Apa baiknya kita minta tolong Raja Bangkung? (Raja Bangkung adalah mitos seorang raksasa yang suka memangsa manusia jahat) 

Tapi keberadaannya sudah tidak terdengar.

Suasana hening, 

Disaat itu Beddu : Bagaimana kalau kita mengerjainnya? Tapi saya minta belut, bangkai sapi, busa sabun dan batu besar. 

Saat malam, bayi ditaruh di rumah Beddu untuk memancing Nenek Pakande datang. Benar saja, Nenek Pakande datang. Saat berada di depan kamar, terdengarlah suara. Suara itu suara La Beddu yang bersembunyi di atap. 

Kenapa kamu? Jangan makan bayi itu, Dasar siluman! 

Saya tidak percaya kamu Raja Bangkung! 

La Beddu memerintahkan warga menumpahkan air sabun 

Saya lapar, Nenek Pakande. Lihat air liurku mengalir 

Beddu memerintahkan lagi warga untuk menjatuhkan bangkai sapi 

Melihat itu Nenek Pakande takut. Nenek Pakande yang lari ketakutan tergelincir, Nenek Pakande Kepalanya membentur batu. Walaupun linglung, Nenek Pakande tetap memaksa lari dan akhirnya pergi.

Sebelum meninggalkan desa, Nenek Pakande mengancam dan berkata "Saya akan memantau anak kalian di atas sana dengan cahaya rembulan di malam gelap. Suatu saat saya akan kembali memangsa anak-anak kaliaaaan...." 

*SEKIAN 
Dongeng ini diceritakan turun temurun di masyarakat bugis, kisah ini diceritakan untuk anak-anak agar tidak bermain lagi di luar rumah pada saat petang :)

Post a Comment


Previous Post Next Post

Contact Form