Manfaat IMD bagi Ibu & Bayi


Manfaat IMD bagi Ibu dan Bayi
INISIASI menyusui dini (IMD) tak hanya bermanfaat untuk melatih insting bayi. Kegiatan ini juga akan membuat bayi dan ibu nyaman. Selain itu, masih banyak lagi manfaat IMD lainnya. Apa saja?

Tak ada makanan terbaik bagi bayi di bawah usia 6 bulan selain ASI. Tapi sayang karena berbagai hal, banyak para ibu yang tidak bisa memberikan ASI kepada buah hatinya. Mulai dari ASI susah keluar hingga tak bisa menyusui karena harus bekerja.

Padahal, bagi bayi ASI sangat banyak manfaatnya. Untuk itulah gerakan menyusui terus digalakkan. Malah belakangan ini IMD juga menjadi program di beberapa rumah sakit. Dokter anak dari Rumah Sakit Puri Indah Jakarta Barat, dr Jeanne Roos Tikoalu SpA menuturkan, IMD wajib dilakukan oleh ibu yang baru saja melahirkan. 

IMD merupakan upaya pemberian pelajaran pertama kepada bayi untuk menyusu. “Caranya dengan meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi merayap untuk menemukan puting susu sang ibu,” ucapnya.

Jeanne menjelaskan, inisiasi menyusu dini ditekankan dan fokus pada bayi yang menyusu pada ibunya. Idealnya saat bayi baru lahir, dianjurkan pada jam-jam pertama untuk meletakkan bayi di dada ibunya. Dalam waktu 20 menit, otomatis bayi akan merayap. Sekitar 50 menit, bayi akan tahu letak payudara ibu, di mana bayi mengetahuinya dari bau dan insting yang sudah melekat pada bayi.

Inisiasi menyusu ini harus dilakukan saat lahir tanpa boleh ditunda oleh kegiatan apa pun.

Saat proses IMD berlangsung, terjadilah sentuhan kulit ke kulit (skin to skin), kulit ibu langsung menempel dengan kulit bayi. Selain itu, saat bayi mulai mengisap puting ibunya, akan timbul refleks ke otak sang ibu, yang kemudian akan muncul hormon (lactogenik hormon) untuk merangsang pertumbuhan susu pada ibu. “IMD bisa dilakukan jika ibu dan bayi sehat,” tandasnya.

Bagi bayi, inisiasi akan memberi manfaat di antaranya untuk mempertahankan kehangatan suhu bayi, menenangkan ibu dan bayi, serta meregulasi pernapasan dan detak jantung, menciptakan kolonisasi bakterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri badan ibu yang normal, mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi stres dan tenaga yang dipakai bayi. 

“Saat bayi menjilat-jilat payudara ibunya untuk menggapai puting, maka otomatis bayi akan menjilat kuman atau bakteri normal yang ada di puting ibu dan bagus untuk usus bayi,” tuturnya.

Selain itu, inisiasi menyusu dini juga mengatur tingkat kadar gula dalam darah dan biokimia lain dalam tubuh bayi, mempercepat keluarnya meconium yaitu kotoran bayi berwarna hijau kehitaman yang pertama keluar dari bayi karena meminum air ketuban, melatih motorik bayi saat menyusu sehingga mengurangi kesulitan menyusu. 

Dapat juga membantu perkembangan saraf bayi, memperoleh kolostrum yang sangat bermanfaat bagi sistem kekebalan bayi serta mencegah terlewatnya puncak “refleks mengisap” pada bayi yang terjadi 20–30 menit setelah lahir. Jika bayi tidak disusui pada waktu tersebut, refleks akan berkurang cepat dan hanya akan muncul kembali dalam kadar secukupnya 40 jam kemudian.

“Oleh sebab itu, disarankan kepada para ibu yang baru saja melahirkan, hendaknya bayi terus menyusu 1–2 hari agar hormon tersebut muncul. Jika tidak, maka akan mengakibatkan hormon yang seharusnya keluar, jadi tidak keluar yang lama-lama akan kering,” katanya.

Banyak manfaat apabila ibu memberikan asi eksklusif kepada anak. Dikatakan Ketua Divisi Alergi-Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan anak FKUI-RSCM, Dr Zakiudin, manfaat yang diberikan sangat berarti untuk kesehatan si buah hati, tidak hanya saat bayi saja, tetapi juga di saat besarnya nanti. Semisal mencegah terjadinya alergi.

”Atasi sejak dini penyakit alergi yang di antaranya bisa dilakukan dengan pemberian Asi Ekslusif,” ungkapnya. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan atau lebih diperlukan agar anak memiliki daya tahan tubuh yang baik dan mengurangi terpaparnya risiko alergi dan infeksi.

ASI mengandung zat gizi lengkap yang dibutuhkan bayi termasuk hypo Allergenik, DHA, dan probiotik. Nilai lebihnya ASI mengandung kolostrum yang dapat melindungi bayi dari alergi dan infeksi. Namun ada kondisi di mana seorang ibu tidak dapat memberikan asupan ASI maksimal, di antaranya disebabkan oleh adanya pembengkakan dan peradangan payudara hingga produksi ASI berkurang.

Untuk meningkatkan jumlah probiotik dalam ASI, ibu yang sedang menyusui bisa mengonsumsi yoghurt, tempe, miso, atau buttermilk. “Untuk ibu yang masih mempunyai bayi berusia 0–6 bulan, diwajibkan untuk mengonsumsi makanan yang baik untuk kelancaran ASI,” tutur Konselor Laktasi, Mia Sutanto.

Mia mengingatkan agar para ibu yang sedang menyusui memenuhi asupan menu dengan gizi seimbang. Ibu yang sedang menyusui membutuhkan tambahan sekitar 700 kalori per hari, di mana 500 kalori diambil dari makanan ibu dan 200 kalori diambil dari cadangan lemak dalam tubuh ibu. 

“Perbanyak konsumsi cairan, selain dua liter air putih, ibu juga bisa menambah jenis cairan lainnya seperti jus buah, teh manis hangat, dan susu,” ungkapnya. Perlu ibu menyusui ketahui bahwa semakin sering payudara diisap oleh bayi, maka produksi ASI akan semakin banyak. Jadi, banyaknya ASI yang diproduksi dan dikeluarkan dari payudara sesungguhnya diatur oleh isapan bayi. Makin sering bayi mengisap, makin sering ASI dikeluarkan dan diproduksi di payudara.

Post a Comment


Previous Post Next Post

Contact Form