Kaca Benggala Drama Klasik Kolosal Penuh Intrik

Kaca Benggala adalah sebuah drama radio klasik Karya S. Tidjab yang sebelumnya sukses dengan Tutur Tinular nya, Kaca Benggala bergenre sejarah dan fiksi dengan latar belakang runtuhnya Kerajaan Pajang dan berdirinya Kerajaan Mataram. Setelah sukses di drama radionya kemudian di angkat ke layar kaca yang di produksi oleh PT. Menara Gading Citra Perkasa bekerja sama dengan PT. Televisi Pendidikan Indonesia (TPI).

Program ini tayang ulang di MNCTV pada pukul 02.15 dini hari, suatu waktu yang agak susah untuk bangun menonton, tetapi bagi anda yang bosan dengan cerita-cerita fiksi yang banyak adegan tidak masuk di akal dan gaya pacaran anak ABG sekarang, tidak ada salahnya untuk menikmati tontonan sejarah penuh makna.

Kaca Benggala Drama Klasik Kolosal Penuh Intrik
Pada tahun 1582 Sultan Hadiwijaya menghukum buang Tumenggung Mayang ke Semarang karena membantu anaknya yang bernama Raden Pabelan, menyusup ke dalam keputrian menggoda Ratu Sekar Kedaton, putri bungsu Sultan. Raden Pabelan sendiri dihukum mati dan mayatnya dibuang ke Sungai Laweyan.

Ibu Raden Pabelan adalah adik Panembahan Senapati. Pembunuhan Raden Pabelan dan pembuangan Tumenggung Mayang menimbulkan kemurkaan Panembahan Senapati. Maka Panembahan Senapati pun mengirim para mantri pamajegan untuk merebut Tumenggung Mayang dalam perjalanan pembuangannya.

Perbuatan Senapati ini membuat Sultan Hadiwijaya murka. Sultan pun berangkat sendiri memimpin pasukan Pajang menyerbu Mataram. Namun Sultan Hadiwijaya nampaknya ragu-ragu untuk menghukum perbuatan Panembahan Senapati sehingga beliau tidak kunjung melakukan penyerangan. Saat diputuskan akan melakukan penyerangan dan rombongan pasukan tiba di wilayah Prambanan maka tiba-tiba bencana alam berupa letusan Gunung Merapi terjadi secara mendadak. Dipercaya oleh masyarakat bahwa ini merupakan pengerahan kekuatan jin penghuni gunung Merapi dan Laut Selatan yang semua tunduk pada kekuasaan Panembahan Senopati.

Kaca Benggala Drama Klasik Kolosal Penuh Intrik

Sultan Hadiwijaya terjatuh dari gajah tunggangannya dan jatuh sakit. Ia akhirnya meninggal dunia saat kembali ke Pajang namun sebelumnya sempat berwasiat agar anak-anaknya jangan ada yang membenci Senapati serta harus tetap memperlakukannya sebagai kakak sulung. Senapati sendiri ikut hadir dalam pemakaman ayah angkatnya itu.

Berikut potongan KACA BENGGALA Episode 94 yang ditayangkan MNCTV

 

2 Comments


Previous Post Next Post

Contact Form